Monthly Archives: July 2021

Penanganan Tepat untuk Luka Bakar

Penanganan Tepat untuk Luka Bakar

Seorang pasien dibawa tergopoh masuk ke dalam ruang pemeriksaan dokter. Wanita lanjut usia, wajahnya meringis kesakitan. Kulit lengan bawah kanannya tampak kemerahan, dilapisi tipis sesuatu yang berwarna keputihan.
“Ini ibu saya lagi masak di dapur trus ga tau linglung apa gimana tau-tau kesiram minyak Dok”, ujar wanita paruh baya yang ikut mengantarkan pasien.
“Itu diolesi apa tangannya Bu?” tanyaku penasaran.
“Tadi sama saya langsung diolesi odol”, jawabnya.
“Ohhh….”

Di lain waktu masuk seorang ibu, dengan wajah panik menggendong anak balitanya yang tak berhenti menangis.
“Kenapa ini anaknya Bu?” tanyaku.
“Aduh Dok, saya teledor tadi naruh panci berisi air panas di dapur, di lantai naruhnya Dok. Ketendang anak saya, dia lagi lari-lari, kesiram air panas kakinya Dok…”, jawab sang ibu dengan nada panik dan ekpresi sedih bercampur rasa bersalah.
Segera kuperiksa bagian kaki yang terkena air panas seperti yang diceritakan oleh ibunya pasien tersebut. Tampak gambaran luka bakar di kulit tungkai bawah kirinya, tapi kurang jelas. Warna kemerahan pada kulit yang terpapar trauma panas itu terlapisi oleh sesuatu yang berwarna gelap, kehitaman.
“Itu dipakein apa Bu kok hitam-hitam begitu?” tanyaku lagi setengah menyelidik.
“Pake kecap Dok, kebetulan yang ada aja di dapur”, jawab ibunya.
Aku menggelengkan kepala, dalam hati ingin aku timpali, “tambah mentega sama bumbu kacang jadi sate deh Bu.” Tapi kusimpan dalam hati saja kata-kata yang bila terucap jadi terdengar sangat tidak bersimpati itu.

Bukan sekali-dua kali aku mendapati kasus serupa seperti yang terjadi di atas, melainkan seringkali. Sangat sering. Membuatku menyadari betapa kurangnya pengetahuan mengenai pertolongan pertama di masyarakat. Padahal kecelakaan bisa terjadi di mana saja, tak terkecuali di rumah. Karena itu, seharusnya setiap orang memiliki pengetahuan dan kemampuan dasar untuk dapat melakukan pertolongan pertama pada kejadian kecelakaan di rumah.

Jadi, apa yang salah dengan kedua kasus yang aku ceritakan di atas? Untuk menjawabnya, aku akan bercerita sedikit tentang luka bakar dan langkah-langkah pertolongan pertamanya.

Luka bakar adalah semua luka yang ditimbulkan oleh panas yang berasal dari api, benda panas, cairan panas, bahan kimia, radiasi, maupun gesekan. Bagaimana langkah pertama yang harus dilakukan saat menemukan seseorang ataupun kita sendiri yang terkena luka bakar?

– Pertama, jauhkan korban dari sumber panas.
– Lalu, segera guyur bagian yang terkena sumber panas dengan air mengalir selama 5-10 menit atau hingga nyeri berkurang.
– Selanjutnya tutup luka bakar dengan kain atau kassa bersih, jangan gunakan kapas ataupun tisu karena akan menempel di bagian yang mengalami luka bakar.
– Lalu bawa ke fasilitas kesehatan jika luka bakar cukup luas, atau mengalami luka bakar derajat 2-3 di mana sampai muncul gelembung atau bahkan luka bakar sudah sampai tampak kehitaman.
– Jika luka bakar ringan, kulit hanya tampak kemerahan, bisa gunakan salep khusus luka bakar yang dibeli di apotek. Oles tipis-tipis saja sesuai petunjuk pemakaian.
– Dilarang mengoleskan cairan atau bahan lain seperti : pasta gigi, mentega, kecap, putih telur, minyak rem, dan lain-lain. Hal ini bisa menyebabkan terjadinya infeksi lebih lanjut pada luka bakar, dan memperlambat penyembuhan.

Dalam setiap kasus kecelakaan, tindakan pertolongan pertama sangat menentukan hasil akhir dari cedera yang terjadi. Jika penanganannya tepat maka akan mencegah serta meminimalisir bertambah buruknya cedera. Namun sebaliknya jika penanganan tidak tepat, hal ini bisa menyebabkan cedera bertambah berat sehingga memperlambat proses penyembuhan ke depannya.

Oleh sebab itu, diperlukan peningkatan kesadaran masyarakat untuk memiliki pengetahuan dan kemampuan dasar dalam melakukan pertolongan pertama pada kecelakaan. Dan menjadi tugas kami, petugas kesehatan, untuk memberikan edukasi secara terus-menerus dan menyeluruh di seluruh lapisan masyarakat, agar siapa saja bisa dan berkompeten untuk menolong korban yang mengalami kecelakaan.

Ditulis ulang dari : https://rumahmediagrup.wordpress.com/2020/01/03/penanganan-tepat-untuk-luka-bakar/

Categories: Health / Kesehatan | Leave a comment

9 Tips Meningkatkan Produksi ASI

9 Tips Meningkatkan Produksi ASI

Air Susu Ibu (ASI) merupakan merupakan nutrisi terbaik bagi bayi. Memberikan ASI secara eksklusif pada enam bulan pertama kehidupan bayi memberikan manfaat yang bisa dirasakan dalam jangka panjang. Menurut hasil penelitian, bayi yang diberikan ASI memiliki risiko lebih rendah untuk mengalami penyakit infeksi, seperti pneumonia dan diare. ASI juga dapat menunjang tumbuh kembang bayi yang normal, dan dapat mengurangi risiko obesitas pada anak dan remaja.

Sayangnya, tidak semua ibu memiliki produksi ASI yang melimpah. Banyak ibu yang akhirnya pasrah dan berhenti memberikan ASI pada bayinya. Tapi jangan buru-buru putus asa, karena ada banyak cara untuk meningkatkan produksi ASI.

Berikut ini adalah beberapa tips yang dapat dicoba untuk membuat produksi ASI berlimpah :

1. Sering menyusui, terus menyusui dan menyusui lagi
Cara terbaik untuk meningkatkan produksi ASI adalah dengan selalu menyusui bayi. Karena produksi ASI bekerja dengan prinsip ‘supply and demand’. Produksinya akan menyesuaikan dengan kebutuhannya. Semakin sering menyusui, maka semakin banyak ASI yang diproduksi.
Ketika bayi terus berusaha menyusu, di situlah stimulus atau rangsangan akan terus diberikan, maka secara alami tubuh sang ibu akan memberikan respon berupa peningkatan produksi ASI sesuai dengan stimulus yang diterima.
Berikanlah ASI kapan pun bayi membutuhkannya, kira-kira setiap dua atau tiga jam sekali. Sebab bayi yang baru lahir biasanya minum ASI sebanyak 8-12 kali dalam sehari. Bayi yang baru lahir perlu dibangunkan untuk diberikan ASI bila pemberian ASI terakhir sudah lebih dari dua jam.

2. Perhatikan kuantitas dan kualitas makanan yang dikonsumsi
Nutrisi pada makanan dan minuman yang dikonsumsi oleh ibu menyusui akan diberikan kepada bayi melalui ASI. Selama masa menyusui secara eksklusif, ibu memerlukan tambahan asupan kalori sebesar 300-500 kalori per hari. Pola makan ibu menyusui tidak sulit, yang penting cukup dan seimbang.
Jenis makanan tertentu ternyata juga ada yang bisa memperbanyak ASI dan ini harus banyak dikonsumsi. Daun katuk, sayuran dari segala jenis, buah-buahan, kacang-kacangan, gandum, bubur, serta berbagai jenis biji-bijian akan merangsang produksi ASI secara alami.

3. Cukupi kebutuhan cairan, perbanyak minum air putih
Produksi ASI dapat berkurang jika tubuh kekurangan air. Sediakan air putih di dekat Anda, agar selalu ingat untuk minum. Anda juga bisa menambah asupan cairan dari susu dan buah-buahan yang banyak mengandung air.

4. Istirahat yang cukup
Istirahat penting untuk menjaga kestabilan produksi ASI. Usahakanlah untuk tidur saat bayi tidur. Mintalah bantuan dari pasangan, teman, atau keluarga untuk mengurus keperluan sehari-hari.

5. Jangan cemas
Banyak ibu baru berpikir bahwa ASInya sedikit padahal tidak ada yang salah. Sejauh bayi Anda aktif, buang air kecil enam kali sehari atau lebih,, maka tak ada yang perlu dicemaskan. Tidak perlu cemas kekurangan ASI.
Selama Anda sehat secara fisik maupun mental dan mengonsumsi makanan sehat, Anda tetap dapat memproduksi ASI. Begitu juga dengan kondisi bayi. Selama bayi baik-baik saja, dia akan terus mengonsumsi ASI dan ASI akan terus diproduksi.

6. Pastikan bayi menyusu dengan posisi dan perlekatan yang tepat
Jika mulut bayi tidak menempel dengan benar saat menyusu, maka produksi ASI tidak akan dirangsang sebagaimana mestinya. Kesalahan terbanyak yaitu: mulut bayi hanya meliputi ujung puting, padahal seharusnya meliputi hingga pangkal sampai areola (bagian yang berwarna gelap sekitar pangkal puting). Tidak hanya itu saja, posisi menyusui yang tidak tepat juga bisa menyebabkan lecetnya puting susu.

Baca cara mengatasi lecet puting susu di sini :
Masalah Saat Menyusui dan Cara Mengatasinya

7. Pemijatan payudara
Pemijatan dilakukan untuk mengatasi penyumbatan pada saluran ASI dan melancarkan aliran ASI. Kompreslah payudara dengan air hangat selama 10 menit, setelah itu lakukan pemijatan. Pemijatan bisa dilakukan dari bagian pangkal payudara kemudian tekan ke arah dinding dada dengan menggunakan kedua jari secara merata. Selanjutnya lakukan pemijatan dengan arah melingkar seperti alur obat nyamuk bakar sampai menuju ke area puting. Ingat, jangan dibalik alur ini karena tujuan kita adalah melancarkan aliran ASI.

8. Pompa di antara waktu menyusui
Gunakan pompa ASI, memompa secara konsisten antara periode menyusui akan merangsang produksi ASI. Masing-masing payudara setidaknya dipompa sekitar 10 menit. Pada pukul 2-5 pagi, produksi ASI cenderung lebih tinggi, sehingga memompa selama periode ini sangat dianjurkan, jika itu memungkinkan.

9. Cari supporter, jangan lupa BAHAGIA
Bertemanlah dengan sesama ibu menyusui atau orang lain yang sudah pernah menyusui. Dari mereka, Anda bisa banyak belajar. Jauhi orang yang cuma bisa mengkritik ketika produksi susu Anda sedikit karena kelelahan atau karena masalah lainnya.
Kelilingi diri dengan orang-orang yang memberikan dukungan positif selama proses menyusui. Lakukan aktivitas yang Anda senangi. Makan makanan yang Anda sukai. Jadilah ibu menyusui yang bahagia.

***

Menyusuilah dengan keras kepala. Berikan nutrisi terbaik kepada bayi kita. ASI ekslusif selama enam bulan pertama kehidupannya, dan dilanjutkan hingga usianya dua tahun. Selamat mengASIhi ❤

Ditulis ulang dari : https://rumahmediagrup.wordpress.com/2020/01/08/9-tips-meningkatkan-produksi-asi/

Categories: Health / Kesehatan | Leave a comment

Masalah Saat Menyusui dan Cara Mengatasinya

Masalah Saat Menyusui dan Cara Mengatasinya

Usai melewati masa kehamilan yang panjang serta proses persalinan yang melelahkan, seorang ibu akan menghadapi sebuah tantangan baru. Menyusui sang buah hati. Proses pemberian ASI ini merupakan momen berharga antara ibu dan bayi, namun tak selalu semudah yang dibayangkan.

Beberapa kendala dapat terjadi selama proses menyusui. Oleh sebab itu, ibu perlu membekali diri dengan ilmu seputar menyusui bahkan sejak masa kehamilan. Selain itu, dukungan dari orang-orang terdekat akan sangat membantu ibu dalam proses memberikan ASI bagi bayi.

Menyusui memiliki tantangan tersendiri. Mulai dari pengaturan posisi menyusui, posisi perlekatan, hingga beberapa masalah kesehatan yang mungkin terjadi pada ibu menyusui. Berikut ini adalah beberapa masalah yang sering terjadi dan cara mengatasinya

1. Produksi ASI sedikit
Bila ibu merasa payudara tidak begitu penuh, atau ASI tidak lagi menetes seperti keran, ini bukan selalu berarti produksi ASI ibu menurun. Mungkin ini hanya berarti tubuh ibu sudah bisa menyesuaikan dengan kebutuhan ASI bayi, sebab tubuh wanita akan memproduksi ASI sesuai dengan kebutuhan bayi. Salah satu hal yang bisa ibu lakukan untuk membantu meningkatkan produksi ASI adalah dengan lebih sering menyusui dan memompa ASI.

2. Puting lecet
Perlekatan (latch on) yang kurang tepat adalah penyebab tersering dari puting lecet. Pada kondisi ini, mulut bayi tidak terbuka cukup lebar untuk menutupi sebagian besar areola (bagian hitam di sekitar puting) dan cenderung menarik atau menyusu pada puting. Akibatnya, puting terasa nyeri hingga lecet.
Untuk menangani puting lecet, atur posisi menyusui, lakukan perlekatan yang tepat, usahakan agar mulut bayi benar-benar membuka lebar dan menutupi sebagian besar areola. Untuk mengurangi rasa nyeri, oleskan sedikit ASI di puting sebelum dan setelah menyusui atau menggunakan krim khusus puting yang mengandung lanolin.

3. Mastitis
Mastitis adalah kondisi ketika payudara mengalami peradangan. Hal ini berawal dari saluran ASI yang tersumbat, sehingga menyebabkan payudara bengkak. Tanda dan gejalanya antara lain payudara tampak bengkak, kemerahan, teraba keras dan hangat, serta sangat sakit ketika disentuh.
Mastitis dapat terjadi saat posisi dan pelekatan saat menyusui yang kurang tepat, sehingga proses pengosongan payudara tidak bisa efektif. Selain itu, mastitis juga dapat terjadi ketika adanya tekanan berlebih pada payudara, atau jeda menyusui yang terlalu lama.
Cara mengatasinya adalah lakukan kompres hangat serta pijat payudara beberapa saat sebelum menyusui untuk melancarkan aliran ASI. Selain itu, menyusui bayi lebih sering atau memerah ASI secara rutin dapat membantu mengurangi risiko payudara bengkak.

4. Abses
Pada kondisi mastitis yang lebih berat, infeksi bakteri dapat terjadi dan nanah berkumpul di bawah kulit sehingga timbul abses payudara. Abses pada payudara dapat ditandai dengan rasa nyeri luar biasa pada payudara, perubahan warna pada bagian yang membengkak, serta keluarnya nanah dari dalam puting.
Bila mengalami gejala-gejala di atas, sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter karena perlu penanganan khusus. Pada kasus yang seperti ini, biasanya dokter akan melakukan prosedur pembedahan ringan untuk mengeluarkan nanah.

5. Nyeri punggung bawah
Posisi menyusui yang kurang tepat atau ketegangan otot yang dialami ibu menyusui dapat menimbulkan nyeri di punggung bawah (low back pain). Kondisi ini diperberat dengan aktivitas lain seperti menggendong bayi. Hal ini mungkin tampak sepele tetapi bisa sangat mengganggu ibu menyusui.
Untuk mengatasinya, letakkan bayi di atas bantal saat menyusui dengan posisi duduk, agar ibu tak perlu terlalu menunduk. Selain itu, rasa nyeri juga bisa dikurangi dengan meletakkan bantal di pinggang atau kompres hangat di area yang terasa nyeri.

***

Nah, dengan mengetahui masalah kesehatan yang mungkin timbul dan cara mengatasinya, para ibu dapat mempersiapkan diri dan melakukan langkah-langkah yang tepat. Sehingga menyusui pun akan menjadi pengalaman yang sangat menyenangkan. Selamat mengASIhi, tetap semangat untuk terus memberikan nutrisi yang terbaik bagi si buah hati ❤

Ditulis ulang dari : https://rumahmediagrup.com/masalah-saat-menyusui-dan-cara-mengatasinya/

Categories: Health / Kesehatan | Leave a comment

Mengatasi Demam pada Anak

Mengatasi Demam pada Anak

Hari Senin malam itu, anakku terlihat gelisah di tidur malamnya. Beberapa kali ‘ngelindur’ dan membolak-balikkan posisi tubuhnya. Curiga perutnya kembung seperti yang seringkali terjadi setiap kali setelah dia main angin-anginan sore di luar, kuketuk-ketuk perlahan perutnya. Tidak ada tanda menumpuknya gas di dalam rongga perut. Refleks tangan ini memegang dahinya, panas.

Lalu ia terbangun, kutanyakan apakah ia merasa haus dan ingin minum. Sebuah anggukan menjadi jawaban. Setelah ia menghabiskan setengah gelas air putih, kami kembali ke kamar tidur.

Sudah kebiasaan, saat badannya merasa tidak enak, anakku akan minta dibalurkan minyak kayu putih di perut, punggung dan kakinya. Sambil dipijat-pijat perlahan di pundak, punggung dan kaki. Setelah diusap-usap punggungnya, ia pun tidur kembali, kali ini nyenyak sampai pagi.

Demam yang kerapkali terjadi saat malam hari pada anak, tak jarang membuat orang tua panik. Agar tidak panik, orang tua perlu memiliki pengetahuan yang cukup baik tentang demam dan penanganan pertamanya di rumah. Supaya bisa memberikan tindakan yang tepat.

Demam adalah keadaan di mana suhu tubuh melebihi 38 derajat celcius. Demam bukan penyakit utama. Melainkan mekanisme peningkatan suhu tubuh yang merupakan reaksi tubuh untuk mengatasi berbagai rangsang, misalnya terhadap virus, bakteri dan peradangan.

Tidak semua demam pada anak perlu berobat. Pertolongan pertama memainkan peran penting dalam mengatasi demam pada anak. Berikut ini hal-hal yang dapat dilakukan di rumah saat anak demam :

1. Mengistirahatkan anak dari berbagai macam aktivitas.

2. Kompres dengan air hangat. Pengompresan dilakukan di dahi dan lipatan-lipatan tubuh (ketiak, lipatan selangkangan).

3. Bantu panas tubuh anak cepat keluar. Kenakan pakaian yang menutupi seluruh tubuhnya, agar anak merasa nyaman dan tidak kedinginan. Namun tidak harus memakai pakaian yang tebal, cukup dengan pakaian yang agak tipis tapi tertutup. Pakaian yang terlalu tebal justru dapat mencegah panas tubuh anak keluar, sehingga demam anak bisa lebih tinggi. Pakaian yang lebih tipis dapat membantu panas dari dalam tubuh keluar lebih mudah.

4. Perbanyak asupan cairan. Usahakan agar anak minum air putih yang cukup, supaya tubuhnya tetap terhidrasi. Sedangkan pada bayi, cukupi asupan cairan dengan memberinya lebih banyak air susu ibu (ASI). Selain dari minuman, anak juga bisa mendapatkan cairan dari makanan seperti sup berkuah.

5. Obat penurun panas dapat diberikan jika anak tampak tidak nyaman atau gelisah. Parasetamol merupakan obat pilihan pada anak-anak.

Pada prinsipnya, saat anak mengalami demam, buatlah kondisi senyaman mungkin. Untuk mencegah anak menggigil atau kepanasan. Meski demam tidak selalu menandakan adanya penyakit serius, namun orang tua sebaiknya tetap waspada.

Apabila demam pada anak tidak kunjung reda dengan penanganan di rumah, segeralah memeriksakannya ke dokter untuk mendapatkan pengobatan yang dibutuhkan sesuai dengan kondisi anak. Teriring doa untuk semua orang tua yang buah hatinya sedang sakit, agar segera Allah beri kesembuhan. Juga Allah beri kesehatan paripurna bagi kita semua. Aamiin.

Ditulis ulang dari :

https://rumahmediagrup.wordpress.com/2019/12/29/mengatasi-demam-pada-anak/

Categories: Health / Kesehatan | Leave a comment

Blog at WordPress.com.